"I like walking in the rains... as no one can see me cry then... -Charlie Chaplin-"

Friday, June 11, 2010

Kamis Malam di Victoria Park

The title's credit goes to my love, Steve, thank you... :)

Anyways, semalam, kencan yang cukup singkat bersama dengan sang kekasih, menonton sebuah film Indonesia, akhirnya setelah sekian lama, di Blok M Square. Yes, disitu, Kenapa disitu? Karena yah yang memungkinkan untuk gw dan dia menonton bersama yah disitu, kenapa tidak di daerah senayan, gw juga bingung, karena filmnya tidak ada disitu, gw pengen nanya juga sih kenapa gak ada di tempat-tempat biasa gw dan sang kekasih menonton, nanyanya yah ke ibu producernya donk. Nanti aja deh gw sms lagi, beliau pasti sedang sibuk banget. He3x..



Well, mengenai film ini, gw suka! Oia, SPOILER ALERT YAH!!!!! (lebay eh gw.... :P....)


Ceritanya dibuka dengan percakapan yang menarik antara 2 orang TKW, yaitu Mayang (Lola Amaria) dan seorang lagi yang gw gak nemu namanya siapa. Disitu sih diceritain kalau TKW yang satu laginya itu menganggap bahwa pekerjaan yang dilakukannya ini adalah sebuah kebanggan bagi dirinyam yang kemudian cukup diberi tanggapan sinis oleh Mayang. Gw nebaknya sih, pasti Mayang juga gak ridho berangkat ke Hong Kong.

Sepanjang film, yang tadinya flat, bisa dibangunkan juga rasa penasaran gw, dan yes! Gw menitikkan airmata pada saat Sekar (Titi Sjuman) melakukan hal bodoh dan diketahui keberadaannya oleh Mayang, Mas Gandhi (Donny Damara) dan Vincent (Donny Alamsyah). Kenapa yah 2 tokoh utama prianya harus bernama asli Donny? Keq3x....

Ceritanya sangat menarik, dan juga music scorenya!!!! Gambar-gambar yang diambilpun sempat membuat gw merinding, karena bagusnya.... Waktu ada scene yang terlihat city lightnya Hong Kong yang megah itu, lalu waktu terlihat ada speed boat Hong Kong - Macao itu bagusnyaaaaaa gambarnya.... :) Wah, gak nyesel banget! :) The feeling was the same when I watched The Photographnya Mba Nan T. Achnas. I feel blessed I knew some people behind those movies, karena orang-orangnya juga baik hati... :) Eh udah mulai ngaco nih...

Lalu, cerita antara hubungan kakak-adik yang tadinya buruk, kemudian akhirnya keluar alasan mengapa adikknya menghilang, yah karena terlibat hutang besar, kemudian ada cerita mengenai lesbian love birds yang diakhiri dengan kematian salah satunya karena bunuh diri. Sedih.... :( sungguh sedih...

Tapi kalau boleh mengaitkan tentang pengalaman gw waktu ke ke Taipei tahun lalu, waktu menemani AW kesana untuk persiapan film pendeknya seorang sutradarawati Taipei, waktu sempat ngobrol-ngobrol dengan beberapa TKW disana, kebanyakan memang saling mendukung satu sama lainnya. Hingga ada seorang ibu yang akhirnya udah menetap disana, membuka restaurant disana, karena salah satu tujuannya dia menetap disana adalah untuk membantu para TKW yang kesulitan ataupun yang baru pertama kali disana agar tidak terjebak dalam masalah-masalah TKW yang umumnya terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang peraturan-peraturan ketenaga kerjaan disana.

Bulan Desember lalupun gw sempat terlibat dengan sebuah project dokumenter dengan Migrant Care dan ILO mengenai TKW Indonesia, mostly yang mempunyai kasus cukup berat, seperti dianiaya, disiksa, diperkosa, terjebak dalam human trafficking, bahkan ada yang meninggal. Pada saat gw melakukan wawancara kepada kurang lebih 13 TKI, gw menangis dalam hati, Benar-benar tidak terbayangkan, mereka di negara orang, ada yang tersiksa begitu, tapi pemerintah kita tidak peduli. Sunggug menyayat hati... Sangat-sangat menyayat hati.... Di film Minggu Pagi di Victoria Park, masih diceritakan bahwa ada karakter yang peduli dengan para TKW ini, yaitu dengan Mas Gandi, dan saya mengucapkan banyak terima kasih bila di luar sana ada yang seperti karakter itu yang dengan tulus berusaha membantu mereka yang terjebak dengan berbagai masalah-masalah itu.

Jadi mengenai film ini, TWO THUMBS UP! :)

No comments: