"I like walking in the rains... as no one can see me cry then... -Charlie Chaplin-"

Thursday, November 11, 2010

me vs the world

Sudah hampir 2 bulan saya tidak mengisi halaman ini. Sudah hampir 2 bulan berkali-kali ingin menulis, tetapi mengalami 'write's block'... So, let's start...

Semenjak kecil, kita sebagai manusia tumbuh dengan segala larangan-larangan, norma-norma masyarakat, peraturan-peraturan, dan hal-hal lainnya yang mengatur kebebasan kita sebagai manusia. Pada saat kita mengenal Tuhan, kita diajarkan melalui agama untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Orang tua sebagai manusia yang membesarkan anaknya, dengan berbagai cara berusaha memberitahukan kepada anaknya, mana yang baik dan mana yang salah, versi mereka. Orang tua banyak kali merasakan ketakutan akan kegagalan atau kesalahan yang akan dilakukan anaknya kemudian hari. Tidak ada ada yang salah dengan hal itu. Melalui kacamata yang berbeda, terkadang kita melihat yang benar dan yang salah dari sudut pandang yang berbeda. Entah melihat dari kesalahan yang pernah kita lakukan, atau dari melihat orang lain melakukan kesalahan atau kebaikan terhadap yang lainnya.

Pada saat manusia mengenal agama, manusiapun diperkenalkan dengan berbagai macam aturan-aturan agama, yang diharapkan manusia dapat berjalan di jalan yang benar. Berbagai macam jenis aturan dari masing-masing agama berbeda-beda, walaupun kita dapat melihat bahwa garis besar dari berbagai macam aturan itu adalah untuk hidup dama berdampingan dan tidak saling menyakiti.

Pada beberapa waktu lalu, gw bersama dengan kekasih tercinta, menonton sebuah film di gereja saya, judulnya 'I Am'. Sebuah film yang mempunyai tema unik, yaitu, bagaimana jadinya dunia bila tidak mempunyai aturan, yang paling spesifik lagi adalah, bagaimana jadnya apa bila '10 perintah Allah' yang diterima Musa beribu-ribu tahun yang lalu, mulai dihiraukan oleh umatnya? '10 Perintah Allah' itu adalah aturan-aturan dasar yang kemudian melahirkan Hukum Taurat.

Dari film itu menceritakan serangkaian kejadian dari beberapa orang yang saling terkait dari masing-masing keinginan dan masa lalu yang berbeda. Diceritakan, bahwa betapa akan berantakan kehidupan seseorang, satu dengan yang lain apabila hukum itu mulai dihiraukan secara logika. Bila orang-orang mulai memikirkan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka mau, dimana 7 dosa terbesar itu akhirnya dilakukan dengan alasan kemanusiaan ataupun menuntut hak. Apabila semua manusia melakukan hal itu, bukankah chaos akan menjadi tuhan di dunia?

Yang paling mudah, apa yang terjadi bila tidak ada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah? atau sebuah norma-norma yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan pengalaman-pengalaman tetua-tetua atau leluhur-leluhur? Ya, semuanya akan kacau, dimana pada akhirnya hukum rimba juga yang akan berkuasa, yang terkuat yang menang. Tidak akan ada lagi dunia yang dama dan penuh cinta, tidak akan ada lagi kasih, dan setiap manusia akan menuntut bahwa yang hal yang terbaik adalah egonya.

Paham akan kebebasan untuk menuntut hak seseorang atau sebuah kaum ataupun golongan adalah benar adanya, sesuai dengan alasan kemanusiaan. Tetapi pernahkah berpikir bahwa alasan kemanusiaan adalah hal yang fana? Hal yang dapat menghilang dan ditelan oleh waktu? Pernahkah kita berpikir untuk melakukan hal yang terbaik dalam hidup kita sesuai dengan aturan yang ada? Pernahkah kita benar-bernah berpikir untuk mendengarkan suara hati kita yang mungkin memang ada didalam masing-masing kita untuk mencegah kita merusak?

Mari kita mencoba untuk berpikir lagi, dengan hati nurani....

No comments: