Berbagi dalam hidup... Itu mungkin salah satu alasan juga kenapa manusia dibilang sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya salin berbagi. Well, most of the living things on earth juga berbagi koq. Keq3x.... Tapi kalau manusia memang dalah hal berbagi memang lebih banyak sih, dari hal yang nyata sampai abstrak. Semandiri-mandirinya manusia, pasti mereka secara sadar atau tidak akan melakukan hal 'berbagi' dalam bentuk apapun itu, ke sekitarnya, di pergaulan, keluarga, dan lain-lainnya.
Sudah beberapa tahun belakangan ini, gw terbiasa untuk mandiri, walaupun gw selalu membiasakan diri untuk berbagi, and most of it to my family dan beberapa teman terdekat gw. Tapi kalau dibilang berbagi kepada seseorang yang dekat, seseorang yang gw sayangi dan mungkin gw cintai, agak sulit juga yah.
Ada sih pengalaman yang dengan seorang pria dari thn 2006 - 2007, gw benar-benar bisa berbagi dalam semua hal dengan dia, dan itu gw rasa gw lakukan itu dengan sesadar-sesadarnya, dengan kata lain, waktu itu gw siap untuk serius dan membina sebuah hubungan yang lebih dalam dengan dia, well, mengingat waktu itu kami mempunyai prinsip yang sangat berbeda yah. Waktu itu gw sangat mantap untuk mengikutinya sampai mengubah prinsip. Tapi somewhere along the way, gw merasa bahwa ini bukanlah untuk gw. Dia bukanlah seseorang yang seharusnya menjadi milik gw, walaupun kami pernah mempunyai sesuatu yang amat sangat dalam artinya. Akhirnya kami menyudahinya dan mencoba untuk tetap berteman. Sampai sebelum dia menikahpun, dia bertanya kembali kepada gw, apakah gw tetap tidak bisa untuk menjadi miliknya. Gw jawab tidak dan memberikannya semangat atas pilihan hidupnya. Sekarang dia sudah mempunya satu buah hati yang sangat dia cintai beserta dengan istrinya. Saya turut senang dengan hal-hal yang membuatnya bahagia. :)
Selain dia, tak ada yang bisa membuat hati ini nyaman dan ingin berbagi mengenai hidup gw. Bicara tentang apa aja, tertawa, bertengkar mengenai hal kecil. Bahkan hubungan terakhir yang saya laluipun, saya selalu berpikir apakah bisa saya berbagi mengenai hal ini hal itu. Walaupun sang pria berbadan besar itu selalu bilang, gw bisa cerita apa saja mengenai apapun. Oh well, tampaknya memang tidak pernah bisa, karena beberapa bulan sebelum kami benar-benar mengakhiri hubungan kami, gw masih dalam kondisi yang punya pikiran sendiri mengenai apa yang ingin gw lakukan berikutnya. Bisa jadi waktu ada tawaran kerjaan, gw langsung naik ojek ke arah tawaran itu, atau walaupun belum pasti, yah gw datang aja. Seperti misalnya minggu ini saya ditunggu di Bandung dan di Tanah Kusir, katanya mereka, sering-seringlah nongkrong disitu, biar kecipratan side job lagi, jadi jangan cuman datang karena ada side job. Ha3!! Bisa aja mereka tuh yah.... :)
Saat ini, gw lagi kembali berusaha untuk belajar berbagi kepada seseorang yang saya suka dan sayangi. Memang terkadang saya terkesan cuek dan gak mau berbagi, tapi percayalah, saya sedang berusaha untuk menyesuai kan lagi dengan keadaan dan situasi. Terbiasa sendiri membuat saya agak canggung untuk berbagi, walaupun dirimu sudah saya sayangi, tapi memang masih ada batasan-batasan yang masih saya pegang. Karena belum waktunya saya rasa untuk bercerita mengenai semuanya. Berbagi dalam segala hal memang itu yang saya inginkan, apalagi kita berdua pembicaraanya sudah menyentuh ikatan sakral dalam Tuhan. Jadi bagaimana kalau memberi saya waktu untuk mulai beradaptasi dengan hal berbagi ini? :) Mohon dimaklumi yah...
:)
No comments:
Post a Comment